Medan – Lifaktual : Walikota
Medan Drs H Rahudman Harahap MM diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik
dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Kota Medan, Drs Redward V
Bakara MSi membuka Seminar, Talk Show dan Diskusi Peningkatan
Wawasan Kebangsaan pada Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan di
Hotel Grand Antares Medan.
Menurut Bakara, kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk merevitalisasi kebangsaan. Hal itu dilakukan setelah melihat adanya kelonggaran-kelonggaran tentang cara pandang generasi muda terhadap wawasan kebangsaan. Padahal itu merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan hanya dari indikator saja yang terlihat tetapi secara struktur bahwa ada kelemahan kita di dalam pembinaan wawasan kebangsaan, katanya.
Sebagai contoh Bakara mengungkapkan tentang masalah pendidikan. Saat ini generasi muda kurang dibekali dengan pendidikan yang terkait wawasan kebangsaan. Padahal ketika dirinya bersekolah dulu, mulai dari tingkat SD sampai SMA terus dibekali dengan pendidikan etika dan moral, serta Pendidikan Moral Pancasila (PMP) .
Selain itu, masih ada lagi dengan yang namanya P4. Meski banyak yang bernafsir negatif dengan P4 pada masa Orde Baru namun Bakara menilai itu sangat perlu dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal itu tergantung bagaimana cara kita mengaplikasikannya, ujarnya.
Atas dasar itulah Bakara menyambut baik langkah yang tengah dilakukan Kementrian Pendidikan sekarang ini. 2012, mereka telah membuat kurikulum tentang Pendidikan Moral Pancasila. Walaupun ada kesalahan-kesalahan teknis dalam pembuatan bukunya tapi itu sudah satu niat yang benarlah.
Kalau kita bebaskan para generasi penerus bangsa ini dari pendidikan-pendidikan tentang pengetahuan wawasan kebangsaan, saya pasti berkeyakinan bahwa mereka nantinya tidak akan mengetahui apa sih wawasan berbangsa dan bernegara itu. Hal itu akan menyebabkan semakin longgar rasa nasionalismenya, paparnya.
Untuk itulah dalam kegiatan ini, Bakara mengaku sengaja mendatangkan tiga tokoh yakni Prof Fr M Solly Lubis SH, Prof Dr Bungaran Antonius Simanjuntak dan Asren Nasution. Dijelaskannya, Solly merupakan salah satu tokoh yang ikut menyusun GBHN dan mengerti bagaimana tentang tatanan berbangsa dan bernegara.
Kemudian lanjutnya lagi, Bungaran adalah Sosisolog dari Universitas Negeri Medan (Unimed). Sementara Asren merupakan generasi sekarang yang kini masuk dalam birokrasi. Dengan pemaparan dan penjelasan yang mereka sampaikan, para peserta yang mengikuti acara itu semakin bertambah wawasan dan pengetahuannya mengenai wawasan kebangsaan.
Acara yang disertai dengan tanya jawab ini diikuti sekitar 350 peserta yang berasal dari kepala sekolah SMA/SMK, mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan seperti Universitas Sumatera Utara (USU), Univa, Universitas Dharma Agung (UDA), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Nomensen dan Unimed serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Menurut Bakara, kegiatan ini akan rutin akan digelar Kesbangpol & Linmas Kota Medan setiap tahunnya. Hal itu dilakukan agar cara pandang generasi muda terhadap wawasan kebangsaan semakin baik sehingga semakin mempertebal rasa nasionalisme.(Ep/Lifaktual)
Menurut Bakara, kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk merevitalisasi kebangsaan. Hal itu dilakukan setelah melihat adanya kelonggaran-kelonggaran tentang cara pandang generasi muda terhadap wawasan kebangsaan. Padahal itu merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukan hanya dari indikator saja yang terlihat tetapi secara struktur bahwa ada kelemahan kita di dalam pembinaan wawasan kebangsaan, katanya.
Sebagai contoh Bakara mengungkapkan tentang masalah pendidikan. Saat ini generasi muda kurang dibekali dengan pendidikan yang terkait wawasan kebangsaan. Padahal ketika dirinya bersekolah dulu, mulai dari tingkat SD sampai SMA terus dibekali dengan pendidikan etika dan moral, serta Pendidikan Moral Pancasila (PMP) .
Selain itu, masih ada lagi dengan yang namanya P4. Meski banyak yang bernafsir negatif dengan P4 pada masa Orde Baru namun Bakara menilai itu sangat perlu dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal itu tergantung bagaimana cara kita mengaplikasikannya, ujarnya.
Atas dasar itulah Bakara menyambut baik langkah yang tengah dilakukan Kementrian Pendidikan sekarang ini. 2012, mereka telah membuat kurikulum tentang Pendidikan Moral Pancasila. Walaupun ada kesalahan-kesalahan teknis dalam pembuatan bukunya tapi itu sudah satu niat yang benarlah.
Kalau kita bebaskan para generasi penerus bangsa ini dari pendidikan-pendidikan tentang pengetahuan wawasan kebangsaan, saya pasti berkeyakinan bahwa mereka nantinya tidak akan mengetahui apa sih wawasan berbangsa dan bernegara itu. Hal itu akan menyebabkan semakin longgar rasa nasionalismenya, paparnya.
Untuk itulah dalam kegiatan ini, Bakara mengaku sengaja mendatangkan tiga tokoh yakni Prof Fr M Solly Lubis SH, Prof Dr Bungaran Antonius Simanjuntak dan Asren Nasution. Dijelaskannya, Solly merupakan salah satu tokoh yang ikut menyusun GBHN dan mengerti bagaimana tentang tatanan berbangsa dan bernegara.
Kemudian lanjutnya lagi, Bungaran adalah Sosisolog dari Universitas Negeri Medan (Unimed). Sementara Asren merupakan generasi sekarang yang kini masuk dalam birokrasi. Dengan pemaparan dan penjelasan yang mereka sampaikan, para peserta yang mengikuti acara itu semakin bertambah wawasan dan pengetahuannya mengenai wawasan kebangsaan.
Acara yang disertai dengan tanya jawab ini diikuti sekitar 350 peserta yang berasal dari kepala sekolah SMA/SMK, mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan seperti Universitas Sumatera Utara (USU), Univa, Universitas Dharma Agung (UDA), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Nomensen dan Unimed serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Menurut Bakara, kegiatan ini akan rutin akan digelar Kesbangpol & Linmas Kota Medan setiap tahunnya. Hal itu dilakukan agar cara pandang generasi muda terhadap wawasan kebangsaan semakin baik sehingga semakin mempertebal rasa nasionalisme.(Ep/Lifaktual)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar